Jangan Menyerah di Jalan Putus Asa


Pagi itu, di pinggiran salah satu kota di Jawa Timur suasana begitu tenang. Kokok ayam terdengar bersahutan. Di sisi kanan dan kiri nampak sawah dengan beberapa petani yang sedang menanam padi. Dari kejauhan bukit berwarna hijau terlihat berdiri gagah bersama teman-temannya. Saya membuka kaca perlahan, mempersilahkan udara pagi masuk ke rongga paru-paru yang terasa sesak dengan segala residu yang saya hirup di kota Pahlawan.

Mengintip dari jendela


Rumah – rumah penduduk masih bergaya rumah Jawa lama, dengan genting yang rendah sampai ada yang hampir menutupi bagian atas pintu. Tiba – tiba teman saya menghentikan mobil yang kami kendarai. Ia keluar dan bertanya pada seorang wanita yang tengah sibuk beraktivitas di depan rumahnya. Tidak berapa lama ia kembali lalu kami dibawa masuk ke sebuah gang. Kemudian ia memarkirkan mobil di depan rumah salah seorang penduduk yang telah ia kenal sebelumnya.
Setelah kami keluar dan menyapa pemilik rumah tersebut kami pun siap untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan utama, sebuah institusi pendidikan dasar yang berada di bukit yang telah kami lihat saat perjalanan menuju desa terakhir yaitu Desa Brangkal.

Kolaborasi adalah Koentji

Saya percaya bahwa kerjasama atau kolaborasi adalah kunci di era masa kini. Denai Guna selain  blog perjalanan pribadi juga membuka kerjasama atau kolaborasi dengan beberapa pihak seperti tour & travel, UNESCO, provider telekomunikasi, kementerian pariwisata, maskapai penerbangan dan lainnya. …

Tentang Denai Guna

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Begitulah apa yang saya yakini betul dalam hati. Pun begitu pula dengan perjalanan yang saya lakukan, pasti ada manfaat dan gunanya selain bagi diri saya sendiri entah itu dapat memantik semangat kawan semua untuk menengok i…

Redish di dalam bagasi



Seorang petugas dengan nadanya yang tegas berkata,” Maaf mbak berhubung kabin penuh penumpang, maksimal 1 penumpang bawa 1 tas aja, tas yang lain ditaruh bagasi.”

Pemilikku tampak begitu bingung karena ia sudah merapikan barang bawaan di tiga tas yang ia bawa,tas cangklong, jinjing, dan ransel. Sekarang ia harus memilih tas mana yang harus diletakkan di bagasi. Aku pun memohon agar tidak ditaruh disana. Cukup sekali saja berada di dalam bagasi. Pengap, kelakuan petugas yang kasar saat menaruh di dalam bagasi, belum lagi kalau ada tindak pencurian dimana pencuri memakai berbagai cara untuk melukai badan kami. Aw membayangkannya saja aku sudah bergidik ngeri.

Namun sepertinya pemilikku lebih memilih tas jinjing bututnya yang dibeli di toko souvenir saat ia berlibur di Pulau Dewata. Aku pun berteriak,” Tidak, tolong jangan letakkan aku disanaa.” Namun semua itu percuma karena pemilikku pasti tidak mendengarnya. Akhirnya ia pun memindahkan laptop dan diletakkan di dalam tas jinjing butut tersebut.
back to top