Panggung Seni Selasa Wage

Sudah dua kali saya pergi ke Selasa Wage, sebuah kegiatan yang diselenggarakan dan disepakati oleh pedagang untuk “meliburkan” sejenak aktivitas di Malioboro. Aktivitas ini meliputi kegiatan perdagangan yang ada di trotoar. Uniknya, aktivitas ini sejak bulan Juni 2019 lalu melakukan peraturan baru, yaitu bebas kendaraan bermotor kecuali Trans Jogja dan beberapa kendaraan lain yang memiliki kategori khusus seperti mobil Polisi, Ambulance, dan lainnya. Hal ini dilakukan dalam rangka uji coba semi pedestrian Malioboro.

Jalanan utama Malioboro yang awalnya begitu ramai oleh pengemudi kendaraan bermotor akhirnya dipenuhi oleh lalu lalang pengunjung dan kendaraan non bermotor seperti sepeda ontel dan becak saja.

Saya sendiri merasa sangat menyenangkan dapat hadir di Selasa Wage. Malioboro yang setiap harinya begitu ramai dengan aktivitas perdagangan seketika menjadi surga bagi pejalan kaki. Apalagi di beberapa titik disediakan panggung seni tertentu. Jadi tinggal menyesuaikan dengan keinginan dan ketertarikan seni apa yang ingin ditonton.

Dua kali saya datang, dua kali pula saya menikmati titik yang berbeda. Pertama kali saya datang di titik depan Hamzah Batik. Sebuah pementasan mini diberikan oleh pegawai Hamzah Batik dengan berjalan kaki dalam barisan rapi seperti prajurit kerajaan dan itulah cara mereka mencoba menyapa pengunjung Malioboro. Tidak jarang mereka pun dengan senang hati berfoto dengan pengunjung. Barisan pegawai Mirota Batik ini juga membagikan jamu yang mereka gendong. Tips saya, tidak usah sungkan untuk mencoba jamunya, wong gratis, jangan seperti saya yang kemudian menyesal kenapa tidak mengiyakan tawaran pegawai yang berbusana tradisional khas Jawa ini.

Pasukan dari Hamzah Batik

Mbak-mbak yang memberikan jamu gratis

Penabuh bonang

Sinden

Sinden

Kali kedua saya datang ke Selasa Wage adalah saat malam hari dan saya mengkhususkan diri berada di titik Museum Sonobudoyo. Museum yang biasanya hanya dilewati begitu saja oleh pengunjung, malam itu ramai oleh beberapa kegiatan yaitu kegiatan workshop lukis kaca yang dilakukan oleh Subandi Giyanto dan pementasan seni Campursari dari Kulon Progo.

Workshop di dekat Museum Sonobudoyo

Lukisan Kaca

Dakon gratis bagi pengunjung

Campursari dari Kulon Progo

Tak hanya lagu-lagu saja yang dinyanyikan namun ternyata ada penari yang ikut memeriahkan acara. Malam itu kebetulan ada tamu yang datang dari Dinas Pariwisata Trenggalek. Suasana makin meriah saat penari mengajak turut serta tamu jauh dari provinsi saya berasal untuk menari bersama. Tarian, nyanyian ditambah MC yang begitu sukses dengan guyonan yang dilontarkan mengajak pengunjung benar-benar merasakan panggung seni di malam Selasa Wage.

Bapak Ibu dari Dinas Pariwisata Trenggalek

Menari bersama

MC yang kocak pol!

Ada satu hal yang sebenarnya saya tunggu-tunggu dalam Selasa Wage ini yaitu flash mob penari jawa yang menari di tengah-tengah jalan. Sebenarnya pada Selasa Wage Juni ada, tapi saya berbeda titik akhirnya tidak berkesempatan menontonnya. Mungkin lain kali saya akan datang kembali dan berkesempatan menontonnya langsung, tidak melalui rekaman video di sosial media.

Bagi kalian yang penasaran dengan suasana Selasa Wage di Malioboro dan berada di luar DIY, jangan lupa tandai kalender kalian dan segera pesan tiket pesawat ke Jogja. Salah satu Online Travel Agent di Indonesia, Pegipegi, memiliki keunikan tersendiri yaitu adanya kalender promo terbang ke destinasi. Jadi kalian tinggal pilih saja asal bandara lalu tujuan Yogyakarta berserta tanggalnya, nanti akan langsung muncul tampilan seperti di bawah ini:

Selain itu fitur lain yang menurut saya mempermudah user adalah saat mengubah pencairan, tidak usah kembali ke halaman utama namun tinggal memiliih tombol Ubah Pencarian saja, nanti akan langsung muncul history pemesanan yang dilakukan dan bisa langsung diubah.

Jadi, kapan ke Jogja dan melihat langsung ragam pementasan seni di Selasa Wage?