Jembatan masuk ke desa |
Keriuhan suara tawa khas bocah SD terdengar saat kaki saya menginjak lapangan rumput di SDN Jipurapah. Saya sedikit terlambat karena di lapangan sudah berkumpul para volunteer dan semua siswa SDN Jipurapah. Ini merupakan kali kedua saya berada di sini, yang membedakan adalah saat ini saya sedang melakukan kegiatan “sesungguhnya” yaitu Traveling and Teaching, sebuah kegiatan mengajar serta berwisata di tempat yang cukup “menantang” di sebuah desa yang terletak di perbukitan di Kabupaten Jombang.
Berkenalan dan senam bersama :D |
Matahari sudah terbit makin tinggi, nampak semua siswa sudah rapi berbaris dengan kami, para volunteer di sekelilingnya. Keceriaan dan kegembiraan terlihat jelas di tiap pelupuk mata bocah disini. Mereka nampak begitu antusias dengan kehadiran kami yang tiba – tiba datang di hari Sabtu.
“ Mana suaramu ?”
Semua siswa pun menjawab dengan lantang
“Ini suaraku.”
Ka Andra mengulangi kalimat tersebut beberapa kali lagi dan dengan setengah berteriak, semua siswa kompak dengan menjawab “INI SUARAKU !!!”
Tak ayal kami pun ikut gembira dengan bertepuk tangan karena mereka begitu bersemangat pagi ini. Semangat yang diteriakkan oleh para siswa menular di semua volunteer, terbukti dengan semangat saat memasuki ruang kelas, mengajar materi, bermain bersama sampai dengan akhir acara TnT.
Saya sendiri kebagian untuk mengajar di kelas 1, kelas paling dasar bagi seorang anak yang akan menimba ilmu. Ternyata materi yang kami berikan sudah dikuasai oleh hampir semua siswa yang total berjumlah 8 siswa. Eva, Dwi, Lusi, Yogi, Rehan, Dimas, Ega dan satu lagi saya lupa namanya, mereka begitu antusias dengan apa yang kami ajarkan mulai dari perkenalan diri, belajar berhitung, membaca, dan lain – lain. Awalnya mereka malu untuk sekedar menyebutkan nama tetapi ketika kami memberikan reward bagi siswa yang berani tampil berupa alat tulis dan makanan ringan mereka secara berebutan mengangkat tinggi-tinggi jari mungil mereka dan berlari kecil untuk maju ke depan.
Bersama volunteer dan siswa kelas 1 |
Selfie bersama :D |
Pengalaman baru :)) |
Rehan dan neneknya (foto diambil dari instagram ka setiawan) |
Cerita cinta saya dapatkan di sini. Bagaimana seorang nenek rela setiap harinya meluangkan waktu untuk menemani sang cucu bersekolah dengan duduk di sampingnya. Malu ? Mungkin iya tapi rasa cintanya kepada sang cucu mampu mengusir jauh – jauh rasa tersebut.
Dan saat di akhir-akhir kegiatan ada hal yang membuat hati saya meletup – letup. Rehan sudah berani untuk mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan maju ke depan tanpa ditemani oleh neneknya. Sebuah pemandangan yang membuat rasa lega bercampur gembira luar biasa di hati kami, volunteer di kelas satu.
“ Eh tadi Rehan sudah berani ya maju tanpa neneknya,” teman saya, Ka Desi, berkata dengan wajah sumringah.
“ Iya Desii,” saya pun membalasnya dengan cepat.
Di akhir kegiatan TnT semua siswa diinstruksikan untuk menulis nama serta cita – cita yang diinginkan. Mulai dari tentara, guru, dokter, pemain sepak bola, polwan, sampai pemilik bengkel pun mereka ucapkan dengan lantang di depan kami semua. Tak mau kalah dengan siswa, kami yang menyimak pun mengucap Aamiin secara bersamaan. Wajah lugu dan polos mereka terlihat begitu sungguh – sungguh ketika mengucapnya. Tak ada keraguan dan ketakutan saat membaca tulisan di sehelai kertas yang dipotong seperti daun tersebut.
Eva dan mimpinya menjadi guru di depan Pohon Harapan (gambaran harapan dari mimpi dan cita-cita siswa) |
Sejatinya mungkin begitu, saat kita masih anak – anak tak ada yang membatasi mimpi dan cita – cita. Dengan bebas kita mengucap apapun yang kita inginkan tanpa ada rasa takut gagal, takut tak kesampaian di tengah jalan, sampai dengan takut sendiri untuk sekedar menyebut apa mimpi dan cita – cita kita.
Seperti pada bait lagu Laskar Pelangi
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
Semoga dek, mimpi yang telah kalian dengungkan dengan lantang di depan kelas terbang tinggi sampai ke langit, peluk erat mimpi – mimpi itu. Tak ada yang boleh menertawakan mimpi yang telah kalian teriakkan, mungkin suatu hari saat kalian ceritakan mimpi kalian ke teman saat duduk di bangku SMP, SMA, atau di bangku kuliah, teman yang mendengar mimpi kalian tertawa tak percaya. Namun ingat, Tuhan tak pernah tidur, percayai mimpi kalian, peluk erat mimpi kalian masing-masing, berlarilah untuk mimpi kalian, sekali dua kali boleh lah gagal, tapi bangkitlah lagi teruslah berlari mengejar mimpi, dan jangan lupa bisikkan mimpi kalian di sepertiga malam dengan Tuhan.
Semoga mimpi dan cita – cita kalian tercapai . . . Aamiin
Ketika minum susu bersama |
Dari kiri, ka pita,ka senja,ka vidia,saya,dan ka shelly :D |
Bersama semua volunteer di depan rumah Pak Wo, kepala dusun yang juga sebagai rumah tempat tinggal sementara kami :D |
terharu :')
ReplyDelete:(((
Deletentar kalo ada lagi kabar-kabar ya im. kali aja aku bisa ikutan
Deleteokee mbak, siaaap :))
Deleteeeeh gw dulu pernah loh jdi guru jg trus ngajarin anak2 SD, tpi pas KKN, trus yg kudu gw ajari pelajaran Agama lagi pdahal basic gw SH dan S.Kom, untung smua berjalan lancar dan aaah itu sesuatu bgt buat gw.. #malah curcol
ReplyDeletekenapah gak sekalian ikut Indonesia Mengajar ajah.?
wah keren keren, KKN dimana tuh ka?
DeleteSaya belum lulus kuliah hehe semoga aja dapet kesempatan ikutan itu :))
Wah keren,
ReplyDeletesaya belum pernah dapat kesempatan seperti apa yang diceritakan di link ini. Menginspirasi!
Tulisan di http://www.backpangineer.com/ lebih kereeeen lagi :D
DeleteIkutan aja ka, kegiatan 1000 guru ada di beberapa daerah di Indonesia kok hehe atau bisa ikutan Indonesia Mengajar sekalian :D
Oh jadi kamu masuk ke daerah kekuasaanku gak ngabarin gitu,,,, deuh awas kowe....
ReplyDeletebtw 1000 guru yak, keknya ada kenalan-kenalanku yg juga gabung deh, soale kemarin ketemu pake kaos itu...
terima kasih sudah berbagi ilmu dengan warga Jombang ya ima, tapi awas kowe gak permisi meneh karo aku nek nang jombang, tak kutuk jadi batu akik :p
Maaf kak :((((( aku lupa gak bilang hiks hiks lain kali pasti ngabarin wessss
DeleteSama-sama, Jombang bener-bener beriman, bersih indah dan nyamaaan :))
Sangat menginspirasi, Mbak :)). Mengajar itu tindakan yang sangat mulia, tapi apa yang didapatkan seorang pendidik yang melihat anak didiknya berkembang itu juga penghargaan yang besar banget. Pasti senang rasanya melihat anak-anak itu, tertawa lepas, tanpa beban, jadi beban yang ada di pengajarnya pun pasti terangkat juga :hehe.
ReplyDeleteIya awalnya agak takut " Nanti gimana ya kalo gini eh kalo gini malah gimana blablabla... Tapi pas hari H semuanya diluar ekspektasi kami. Meskipun singkat tapi pengalaman yang didapat sungguh luar biasa :D
Delete