Pelajaran terbesar apa yang kamu dapatkan di tahun 2015?
2015 telah berhasil saya lewati sekitar seminggu yang lalu.
Kalau diibaratkan sebuah perjalanan maka 2015 bagi saya adalah perjalanan
menuju sebuah gunung dengan pendaki yang baru pertama kali menapaki gunung.
Awalnya saya ragu apakah pilihan mendaki gunung adalah benar
– benar keinginan saya bukan semata – mata mengikuti tren kekinian yang sedang
viral di kalangan masyarakat. Beberapa kali saya bertanya pada diri saya
sendiri.
Yakin benar- benar ingin mendaki gunung?
Apa nanti cuma ingin pamer foto lantas mengabarkan ke
seluruh media sosial bahwa seorang “imama” pernah naik gunung, pernah menghirup
udara di ketinggian ribuan kilometer, dan pengalaman unik lain yang ditemui
saat di perjalanan mendaki.
Yakin niatnya sudah lurus? Gak pengen berubah?
Apa gak capek pergi mendaki gunung dengan semua resiko
perjalanan yang begitu besar seperti terpeleset ke jurang, terkena batu , dan
lain – lain.
Tapi saya segera menyingkirkan pikiran – pikiran yang
berkelebat di otak saya. Saya tak mau berhenti di tempat dengan pikiran –
pikiran tersebut. Saya harus segera berjalan untuk memulai perjalanan panjang
yang akan saya lalui..
Analogi pendaki gunung baru tersebut saya kaitkan dengan kejadian
– kejadian yang saya alami di tahun 2015...
Berawal dari keputusan – keputusan kecil di akhir tahun
2014, saya ingin menyibukkan diri dengan mencari pengalaman lebih di beberapa
bidang atau mengikuti komunitas. Akhirnya dengan kenekatan tersebut
mengantarkan saya pada beberapa komunitas dan pekerjaan baru yang saya
dapatkan.
Di awal tahun 2015 saya mulai mengenal komunitas 1000 Guru
Surabaya dengan kegiatan serunya yaitu traveling and teaching. Saya mulai mengikuti
kegiatan tersebut dan pernah posting salah satu kegiatannya di sini dan akhirnya tergabung dalam tim.
Di sana saya banyak belajar bagaimana hidup di dalam organisasi dan mengenal
berbagai macam karakter orang. Kebetulan saya tergabung dalam tim rekrutmen. Mulai
dari pendaftaran hingga menyeleksi calon volunteer benar-benar menjadi
pengalaman baru bagi saya. Saya sampai hafal bagian tulisan essay yang dibuat
sendiri hingga googling atau yang suka menulis dengan berjanji-janji manis
#eaah #miripcaleg #apamirip.. haha. Tapi di sini saya benar-benar banyak
belajar bagaimana istilahnya “membangun” suatu organisasi. Yang sebelumnya
saya mengikuti organisasi seperti himpunan jurusan yang sudah dibentuk oleh
para alumni kampus dan tinggal meneruskan berbeda dengan 1000 Guru Surabaya
yang benar-benar harus menerapkan beberapa hal untuk dijadikan dasar bagi
organisasi tersebut.
Keputusan untuk bergabung dengan tim 1000 Guru Surabaya
tersebut bertepatan saat saya mengerjakan #cinTA. Mari sejenak saya akan
bercerita tentang #cinTA dan akhir dari #cinTA tersebut #ehem #janganbaperdulu
#nantiadabagiannyasendiri #kodembakweka wkwk . .
Saat pengumpulan judul TA pada tahun 2014 saya sudah berniat
mengerjakan TA dengan topik yang berhubungan dengan hobi saya, jalan – jalan dengan harapan saya terus semangat karena masih ada hubungannya dengan hobi saya. Akhirnya
judul yang tidak menjualable saya tentukan, T’PARE, Trip Planner And Reminder
Events. Entah mengapa saya memilih nama tersebut, ada yang menyebut
tepar,tapir,dan lain-lain. Intinya TA saya tersebut membuat aplikasi yang bertujuan untuk menampilkan event-event
yang ada di Jawa Timur serta terdapat reminder berupa alarm untuk
mengingatkannya, ya ada hubungannya dengan jalan-jalan dikit yaa hehe..Akhirnya
selama beberapa bulan dengan berbagai perjuangan seperti berlari menghindari kucing
yang suka masuk saat sahur di lab lantai 2 atau duduk di lantai bersama teman
sekelas untuk menunggu dan mencari tanda tangan dosen, semua perjuangan tersebut terbayar
dengan pemberian ijazah saat di Graha.. Rasanya waktu melihat orang tua datang
dan tersenyum senang melihat saya diwisuda, ahh tak bisa diungkapkan..
#kemudiansayadisuruhlanjutkuliah #hmmoke #cinTAlagi
Di sela – sela kegiatan menuju wisuda saya ada salah satu
hal yang tak bisa saya lupakan waktu itu. Di salah satu grup whatsapp, saya mendapat
pesan bahwa sedang dicari seorang penulis untuk mengisi konten berhubungan
dengan hobi saya. Iseng – iseng saya mencoba mendaftar dan mengirim email. Tak lama
keesokan harinya saat saya bangun tidur dari kegiatan gabut saya di pagi hari
ada telfon dari seseorang dari nomor yang tidak saya kenali. Karena ponsel saya
mati saya baru mengangkatnya saat telfon yang ketiga. Lawan bicara saya mulai
memperkenalkan diri dan saya yang setengah sadar berusaha sekuat tenaga
mencerna kata-kata yang dimaksudkan. Dan saat itu sebenarnya saya sedang
diinterview...
Saya mengedipkan mata berkali – kali dan keluar kamar kos
untuk mencari sinar matahari dengan harapan badan saya segera bangun 100%. Ibu kos
saya yang lama kemudian bertanya,”Siapa Mbak?” Lalu saya pun menjelaskan
singkat lawan bicara saya dengan panggilan yang masih menyala. Mungkin ibu kos
saya merasa aneh kenapa wajah saya tampak begitu serius dengan baju tidur dan
wajah setengah sadar duduk di kursi sambil mengedip-ngedipkan mata beberapa
kali..
Singkat cerita saya pun mulai bekerja dan pergi ke kantor
beberapa hari kemudian. Pekerjaan yang tidak pernah saya sangka dapatkan
tersebut bertahan hingga sekarang, sekitar 5 bulan : )
Pekerjaan ini sungguh memberi tantangan baru bagi saya,
bagaimana bekerja dengan rekan satu tim tanpa pernah bertemu atau bertatap
sebelumnya, bahasa kerennya bekerja secara remote. Setiap hari saya
mendapatakan email dari milis dan email japri dari editor dan teman satu tim. Saya
pun menyetorkan pekerjaan dengan mengirim email dan membicarakan progress dan
kesulitan melalui telepon dan pesan chat. Ada beberapa orang yang berpendapat
bahwa pekerjaan saya ini sangat menyenangkan karena tidak harus pergi ke kantor
dengan memakai baju rapi dan sepatu hak tinggi tapi bisa bekerja di dalam kamar
dengan mengenakan piyama atau duduk santai di dalam perpustakaan favorit untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Saya pun mengiyakan namun dibalik itu semua
ada beberapa hal baru yang terjadi dalam kehidupan saya termasuk kesulitan
memahami apa yang rekan kerja saya maksudkan karena belum pernah bertatap
langsung. Salah satu hal baru yang saya alami adalah ponsel saya yang sangat
sering memberikan notifikasi untuk chat dan email baru. Di pekerjaan ini saya
menjumpai hal unik, seseorang yang lebih cepat dihubungi dengan email dan
berinteraksi seperti mengirim pesan chat di email. Ini benar – benar pengalaman
yang sangat baru bagi saya. Dan di
pekerjaan ini saya menyadari nama email serta signature sangat penting. Jangan sampai
khilaf memberi nama alay seperti saya (beruntung di pekerjaan saya ini nama
email saya sudah normal :D). Sebenarnya saya mempunyai beberapa email namun
yang bertahan hingga sekarang ada 4, 1 email dari kampus dan 3 dari yahoo dan
google.
Sepertinya cerita singkat pekerjaan baru saya sudah selesai
mari beranjak ke cerita saya selanjutnya..
2015 merupakan tahun paling susah untuk dilupakan bagi hobi
saya yaitu jalan – jalan. Dimulai saat awal tahun 2015 dimana saya tergabung
dalam komunitas Travel Blogger Indonesia dan berhasil mengikuti beberapa
kegiatan famtrip bersama beberapa anggota komunitas tersebut. Kalau bisa saya
katakan bahwa 2015 merupakan tahun awal karir saya sebagai traveler wannabe #eaah haha.
Berawal dari kegiatan famtrip di Jawa Tengah yang
mempertemukan saya dengan blogger lokal dari Jawa Tengah dan blogger dari kota
lain serta pegawai Dinas Pariwisata Jawa Tengah yang membawa saya berjalan
menelusuri sudut-sudut tempat wisata dan atraksi budaya di Jawa Tengah. Pengalaman
tersebut pernah saya tuliskan di beberapa postingan saya yaitu tari darwis , Pemalang, dan Hotel Namira.
Sumber Foto Bang Ramot |
Selain famtrip di Jawa Tengah juga ada kegiatan famtrip di
Kupang yang mempertemukan saya dengan beberapa anggota komunitas
Travel Blogger Indonesia. Kali ini saya akhirnya dapat bertemu langsung dengan mereka
setelah sebelumnya hanya mengenal lewat chat di grup whatsapp saja. Kalau berhubungan
dengan hobi jarak apapun sepertinya hilang sementara. Kalimat tersebut
tertancap kuat ketika akhirnya mengenal mereka. Meskipun awalnya malu-malu
akhirnya di akhir ya tetap malu-malu haha enggak enggak di akhir akhirnya bisa
melebur ketawa – ketiwi bareng. Terima kasih teman-teman TBI : ))
Sumber Foto: lupa dari siapa kalau gak Kak Gio,Valentino,maaf lupa dari siapa ._. |
Selain famtrip saya juga sempat mengikuti kegiatan blogger
camp. Di sini saya berkumpul dan bertemu dengan blogger di daerah saya tinggal
, Surabaya, dan secara luas Blogger Jawa Timur. Dengan berbagai macam latar
belakang blogger ada yang teknologi, lifestyle, dan kekhasan blog lain saya berkumpul
dan saling berdiskusi mengenai seluk – beluk blogger. Apa itu blogger? Blogger
Ampolop-an dan berbagai macam jenis istilah lain yang baru pertama kali saya
dengar.
Bersiap bermain :D Sumber : Aya |
Selfie setelah senam pagi :D ,sumber : Aya |
Beberapa cerita tentang pengalaman dan kegiatan saya “diluar”
sudah saya ceritakan, lalu, bagaimana dengan keadaan dari saya sendiri?
Saya bersyukur memiliki keluarga lengkap terutama bersyukur memiliki ibu yang
begitu kuat,cekatan,well-organized, yang harus mengurus keluarga, pekerjaan dan
paman saya yang sedang sakit dengan begitu tangguh. Saya belajar banyak dari
beliau tentang cara mengatur waktu agar semua pekerjaan dapat terselesaikan,
meskipun saya sendiri masih banyak kurangnya dari ibu saya. Harus belajar lebih
lebih banyak lagi : ))
Di tahun 2014 saya telah mengambil keputusan dan prinsip
baru dan Alhamdulillah sampai sekarang di tahun 2016 karena sifat saya yang “iya
harus iya enggak harus enggak” saya masih menerapkan dan menjalankan prinsip
tersebut :)
Itulah berbagai macam kejadian tak terduga yang saya alami
saat di tahun 2015, banyak sekali hal yang saya dapatkan dari sebagian kecil
cerita-cerita saya di atas. Dan pelajaran terbesar yang saya dapatkan adalah harus dapat membagi waktu lagi dengan baik dengan berbagai kesibukan dan aktivitas harian, kesibukan di luar rumah harus seimbang pula dengan kesibukan di "dalam rumah" saya sendiri serta bertahan dan berjuang dengan apa yang sudah saya pilih.
Saya sudah memilih untuk berkuliah maka 3 tahun setelahnya
saya harus lulus, saya sudah memilih untuk berkomunitas maka saya harus menyelesaikan
sampai batas akhir keanggotaan saya (atau batas akhir kemampuan saya bertahan di komunitas tersebut), saya sudah memilih untuk bekerja maka saya
harus berusaha menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang telah diberikan kepada
saya, saya sudah memilih untuk menjadi blogger maka saya akan berusaha lebih
menghidupkan lagi blog saya di tahun 2016 ini, saya sudah memilih menjalani
prinsip yang saya pegang kuat-kuat meskipun beberapa kali mengalami “bisikan”
untuk melanggar prinsip tersebut namun saya harus tetap kuat dan yakin bahwa prinsip yang saya yakini Insya Allah baik, dan saya yakin,
sesuatu hal yang baik akan bermuara pada hal yang baik pula...
Sekian postingan tentang pelajaran terbesar apa yang saya dapatkan di tahun 2015, tak sabar untuk segera belajar lebih banyak lagi di tahun 2016 ini.
Terima kasih sudah memberi warna di tahun 2015 ya teman-teman semua dari teman kelas,teman TK,teman kerja,teman SMA, dan teman kabaca :)) |
*ada satu pengalaman yang belum saya tuliskan, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Start Surabaya yang telah memberi saya ilmu di dunia Startup, semoga secepatnya bisa kembali lagi membangun bisnis Startup :D
woww 2015 ima seruuu,selamat yaa atas wisudanya, semoga makin banyak karyanya dan prestasinya di 2016, aamiin...
ReplyDeletemakasiiii mbak dedew :D
Deleteaamiin siap siap berkarya lebih banyak di 2016 ini :D sukses juga buat mbak :D
Imama dari dulu emang cewek tangguh! Lap yu ful maaaaaaaaa <3
ReplyDeletelavyutu mbak uchiiik :3
Deleteawww ramenyaa euyyy,s emoga bisa ketemu lagii ya mbakkk :*
ReplyDeletekamu juga aaay rame pisaan wkwk aamiin semoga ketemu lagiiii :D
Delete