Seperti mahasiswa lain, saya juga pernah mengalami masa-masa
di mana saya ingin bepergian di tengah deadline tugas dan tugas akhir yang
sudah makin dekat di pelupuk mata. Rasanya dikejar-kejar deadline belum lagi
harus bimbingan ke dosen membuat saya merasa ingin sedikit menghela nafas
sejenak.
Saya pun akhirnya mengutarakan keinginan tersebut ke seorang
teman dan ia pun memiliki perasaan yang sama dengan saya.
Akhirnya pada hari Jumat, 14 Oktober 2016 saya dan seorang
teman memutuskan untuk melepas penat ke Kota Malang.
Tak ada tujuan khusus ketika kami memutuskan akan pergi ke
Malang. Saya sendiri ingin berkunjung ke salah satu kedai makanan yang berada
di Jalan A.Dahlan.
Kedai ini bernama Hok Lay. Saya membaca review dari salah
satu food blogger dan memutuskan untuk mengunjunginya. Selain foto yang selalu
ciamik di blognya, deskripsi rasa dan sajian istimewa di Hok Lay menjadi magnet
tersendiri bagi saya.
Salah satu menu yang ingin sekali saya coba ialah Fosco.
Dikatakan di beberapa tulisan bahwa minuman ini tergolong unik salah satunya
adalah wadahnya berupa botol minuman soda tersohor di penjuru dunia.
Setelah menunggu sekitar 15 menit di stasiun saya dijemput oleh
teman SD saya yang tinggal di Malang dan kami bertiga langsung menuju Hok Lay.
Perjalanan menuju Hok Lay berjalan lancar. Tak seperti kota
tempat saya tinggal, Malang ternyata cukup lengang hari itu. Setelah melewati
alun-alun kota, kemudian beberapa meter belok kiri dan tinggal lurus saja.
Kami bertiga disambut dengan sebuah bangunan berwarna putih
tua dengan dua motor di depannya.
Dari luar kedai terlihat tak ada keramaian dan hiruk pikuk
lalu lalang manusia di dalamnya. Ketika masuk tak ada penyambutan istimewa. Dua
pramusaji nampak sibuk dengan pekerjaan mereka di dekat meja kasir.
Kami bertiga memutuskan untuk duduk di depan seorang lelaki
tua yang sedang membaca koran. Nampaknya ia sama sekali tidak terganggu dengan
kedatangan kami. Ia masih terpaku dengan tulisan-tulisan hasil liputan
wartawan.
Setelah kami duduk barulah seorang pramusaji memberikan
daftar menu.
Aneka sajian tertulis beserta harganya.
Kedua teman saya nampak mencari-cari menu apa yang akan
dipesan. Lalu saya memberikan saran bahwa Fosco adalah salah satu yang menarik
di sini. Tanpa pikir panjang mereka berdua pun setuju dengan saya yang sudah
menetapkan hati memilih Fosco sebagai hidangan utama. Namun tunggu..
Lunpia Semarang, Bakmi, juga patut dicoba karena konon
rasanya juga istimewa.
Akhirnya tiga bakmi dan tiga Fosco kami pesan.
Sambil menunggu pesanan saya melihat sekeliling.
Nampak Depan, saya fotonya miring :( |
Bangku pengunjung |
Hok Lay berdiri di Jalan A.Dahlan, Kota Malang. Tempatnya
tak terlalu mencolok dan cenderung terlihat seperti bangunan yang sudah tua.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan teman saya bahwa kakeknya dulu sering
makan di sini. Hmm bisa ditebak kedai makanan ini memang sudah berdiri sejak
lama.
Lalu beberapa pengunjung mulai datang.
Rata – rata usia mereka hampir sama dengan mbah putri dan
kakung saya. Teman saya mengamati pengunjung yang datang dengan perasaan heran.
Sampai akhirnya teman saya berucap.
“Ma, sepertinya kita pengunjung paling muda di sini.”
Spontan saya langsung tertawa dan langsung mengarahkan
pandangan saya pada pasangan yang sudah tak lagi muda.
Tiga Fosco dan Tiga Bakmi akhirnya datang.
Asap mengepul membawa aroma bakmi yang langsung membuat
kelenjar saliva berproduksi lebih banyak.
“Tunggu tunggu aku mau pinjam Fosco haha.”
Saya meminjam Fosco kedua teman saya untuk mengabadikannya
di smartphone.
Fosco yang rasanya nyess banget terbuat dari campuran cokelat dan susu full krim |
Aroma harum mi dicampur dengan kuah dan potongan ayam yang
telah dirajang kecil menyeruak ke hidung. Rasanya tak kuasa untuk segera
melahap mangkuk di depan saya.
Kuah hangat suam-suam kuku saya cicipi pertama kali. Kaldu
ayam begitu terasa lezat dan gurih.
Ah, tau begini dari dulu ke sini.
Hok Lay menjadi jawaban perjalanan saya yang tidak bertujuan
jelas ke Malang menjadi begitu menyenangkan.
Semangkuk mi, sebotol fosco, dan suasana tenang di tempat
makan mampu menenangkan hati saya yang kala itu begitu kalut.
Saya sendiri memberi nilai plus pada tempat makan ini karena
jujur saya cukup kesulitan menemukan tempat makan yang sesuai dengan diri saya.
Bukan, bukan saya bermaksud egois dengan mencari tempat yang sesuai dengan
keinginan saya pribadi namun menjamurnya tempat makan di kota – kota besar
maupun kecil malah semakin membuat saya kebingunan memilihnya.
Bingung memilih tempat makan yang benar – benar menjual
rasa, keunikan serta kekhasan bukan semata-mata mencari ketenaran di dunia
maya.
Hok Lay memang memiliki beberapa akun sosial media, namun
tak hanya bersua di dunia maya, kedai ini benar-benar memiliki kekhasan di
sajiannya. Selain itu mampu bertahan di waktu yang cukup lama menjadi salah satu
bukti kedai ini memiliki tempat tersendiri bagi penikmatnya.
Maka, mulai saat ini saya akan menambahkan kedai makanan ini
menjadi salah satu favorit saya : )
ps:dari informasi yang saya dapatkan makanan di sini gak ada campuran pork..
ps:dari informasi yang saya dapatkan makanan di sini gak ada campuran pork..
Patut dicoba! Hmmm.....
ReplyDeleteboleh ni....masuk daftar wishlist
ReplyDeleteIma, aku kangen makan di sini, jaman kecil aku suka diajak mamaku makan di sini, tapi nanti maret 2017 aku bakal ke sini heheh
ReplyDelete