Berteduh di Greenhost


Greenhost
Istilah berteduh yang saya gunakan mengacu pada arti dari kata berteduh sendiri menurut kbbi yaitu berlindung (supaya jangan kehujanan atau kepanasan). Saya merasa saat di Greenhost saya sedang berteduh di suatu tempat yang rimbun untuk menghindari panas dan hujan tadi. 

Cuaca Jogja siang itu biasa saja, ya panas tapi tidak sepanas di Surabaya dan Sidoarjo. Tidak pula hujan jadi menurut saya cuaca hari itu berlangsung normal. Saya membelokkan kendaraan menuju salah satu gang yang menarik di kota pelajar ini, Gang Prawirotaman. Di sini banyak sekali hotel berdiri, mulai dari kelas melati sampai kelas premium. Hmm ini hotel atau kereta ya haha.

Gang yang cukup sekitar dua mobil saja ini akan menjadi gang yang akan saya tempat dua hari ke depan karena tempat menginap saya di sini.

Namanya Greenhost, cukup sering terdengar dan berseliweran foto-foto hotel ini di sosial media dan membuat saya penasaran. Jadi kenapa banyak orang menginap di sini? Banyak yang bilang dulu kru salah satu film hits di Indonesia menginapnya di sini. Oke, jadi apa yang membuat hotel ini menarik sampai begitu banyak orang membicarakannya..?

Greenhost

Patung

Lobby

Dari pintu masuk sudah terlihat rimbunnya hotel ini. Tumbuhan hijau menjalar dan dijadikan sebagai penghias “halaman awal” hotel. Ketika saya selesai memarkir kendaraan, seorang satpan dengan sigap menghampiri saya dan meminta kunci kendaraan. Saya pun menyerahkannya dan ditukar dengan sebuah kartu penanda.

Sepeda

Proses check in yang dilakukan saudara saya ternyata tidak lama. Setelah proses serah terima kunci kendaraan dengan sebuah kartu saya duduk di depan lobby dan tidak lama kemudian saudara saya sudah mengarahkan untuk segera masuk kamar. Padahal saya sedang duduk santai sambil mengamati sekeliling yang begitu rimbun :(

Saat masuk lift ada hal baru yang saya temui di sini. Ketika pintu lift tertutup terdengar pintu berdecit. Kayu-kayu pun menutup. Seluruh bagian lift ternyata terbuat dari kayu. Tak sampai di situ, indera penciuman saya bereaksi. Rupanya bau ini berasal dari sebuah botol di dinding lift yang berisi seperti minyak tawon dan sereh.

Setelah keluar lift saya langsung menuju kamar. Waktu itu kamar yang saya tempati bertipe Rempah 2. Ngomong-ngomong lucu banget nama kamar di hotel ini seperti Rempah, Studio Kita, Futura, dan Erick Room. Masing-masing memiliki ciri sendiri, kalau yang saya tempati di halaman website greenhost memiliki ciri “the room highlights creative use of pinewood scrap and bamboos.”

Kalau saya lihat deskripsi di halaman web dan kamar saya ya sepertinya memang sesuai. Ngomong-ngomong saya tidak terlalu paham perihal perkayuan haha jadi di kamar ya memang banyak sekali furniture yang berbahan kayu seperti alas kasur, lemari baju, meja kerja, dan tempat sampah yang sepertinya berbahan dasar rotan. Nah kalau semua itu berbahan dasar potongan kayu pinus ya maaf saya belum paham silahkan ditanyakan ke petugas kalau kalian berkunjung ke greenhost ya.

saat masuk

tempat tidur

meja

lemari

peringatan

sandal

hiasan dinding

Bagian favorit dari kamar ini adalah jendela yang memiliki tirai berwarna putih dan di luarnya ada tanaman gantung yang menjadi ciri khas hotel ini. Inilah yang membuat segar pemandangan. Selain itu batu hiasan yang diletakkan di bawah jendela sangat menarik perhatian saya. Sepengalaman saya belum pernah ada batu-batu hiasan yang dipasang seperti ini. Entah kenapa saya jadi ingat suasana di rumah di mana halaman depan banyak batu-batu kecil seperti ini.

sandal dan batu

pengharum ruangan

Beranjak dari ruang utama hal menarik lainnya adalah amenities. Ketika menggunakan shamponya ternyata tidak berbusa. Sepintas saya ragu, hmm apakah benar yang saya gunakan ini shampo? Lalu saya pun menambahkan lagi shampo ke tangan. Namun saya tiba-tiba ingat, hotel ini kan mengusung eco-friendly jadi ya pantas shampo yang digunakan tidak mengeluarkan begitu banyak busa. Baunya pun seperti campuran rempah-rempah. Bagi penggemar amenities eco-friendly tentulah ini kabar baik bagi kalian.

amenities

rice soap
Keesokan harinya setelah berkeliling di dalam Gang Prawirotaman saya langsung menuju restauran yang bernama Art Kitchen. Tidak seperti yang saya bayangkan, hotel * 4 ini ternyata memiliki menu yang tidak terlalu banyak. Favorit saya adalah bubur ayam, air jahe, dan jus sayuran yang bisa kalian pesan ke petugas dengan macam sayuran yang bisa dipilih sendiri. Sehat banget kan menunya ada jus sayurnya :D Selain itu favorit saya yang lain adalah sosis bakar yang diberi saus sambal racikan koki hotel, enakk ~

Dinding

Suasana Resto Greenhost

Deskripsi di dinding

Tambahan untuk bubur ayam

Art Kitchen

Healthy Juice

Mengambil Menu

Jus sehat

Bubur ayam Bubur Ayam Favoritt
Sayur dan lauk

Nasi Goreng Kare
Nasi Goreng Kare, Sosis Bakar, dan Terong Goreng
Telur ceplok

Telur dadar

Air jahe dingin

Kesimpulannya adalah hotel ini unik karena memiliki tema alam yang begitu terlihat dari tiap hal yang ada di sini mulai dari amenities, halaman depan yang ditumbuhi tumbuhan, menu makanan yang begitu sehat, sampai bentuk arsitek hotelnya sendiri. Sebagai pecinta makanan hal yang kurang dari hotel ini adalah menunya yang kurang banyak tapi untuk rasa dan menu sehatnya bagi saya sudah mantap.
Kolam Renang Green Host

Lorong hotel

Lorong hotel

Tanaman di hotel

selfie :)

Greenhost malam hari

Comments

  1. Itu yang di tengah, beneran kolam renang atau cuma kolam?
    Sandalnya unik. Heu heu..
    Aku juga pernah pake shampo nggak keluar busa, terus bingung wkwk

    ReplyDelete

Post a Comment

back to top